Seringkali terdengar di telinga kita kata-kata seperti ini "Berjilbab? Ih, ribet." Apa yang ada dipikiran anda jika kata-kata ini terlontar dari mulut akhwat muslimah. Menurut saya tidak sepantasnya mereka mengucapkannya. Toh, banyak di luar sana akhwat yang menggunakan jilbab lebar tetapi mereka tidak risih.
Kalaupun mereka menggunakan jilbab hanya untuk kedok belaka. Seperti, untuk pergi ke sekolah, kondangan, pasar dan lain-lain. Itupun jilbabnya transparan bisa dikatakan tidak berjilbab. Parahnya lagi, pakaian yang dikenakan tidak mencerminkan akhwat muslimah sama sekali.
Ada lagi yang berkata seperti ini, "Saya takut dibilang sok alim kalo pake jilbab." Duh, alasan yang tidak bisa dimengerti. Hanya karena takut dicemo'oh, harga diripun terunduh cuma-cuma, dapat dinikmati oleh semua orang. Huh, sungguh menyedihkan.
Dan lebih menyedihkan lagi, banyak akhwat yang beralasan, "Berjilbab, takut nggak punya pacar." Alasan yang miris. Apa hidup ini hanya untuk pacaran? Kalau tidak punya pacar kenapa? Wahai akhwat sekalian! Coba perluas pandangan anda. Tanpa pacaran hidup lebih tentram, damai dan sejahtera. Kitapun terjaga dari fitnah, dosa dan sebagainya. Tidak ada yang namanya "Broken Heart."
Pernah suatu ketika saya bertanya pada teman (laki-laki) "Kamu lebih suka perempuan yang tidak berjilbab, pakaiannya u can see atau yang berjilbab?"
"Saya lebih memilih yang berjilbab. Sebab, dia terlihat anggun dan sulit untuk didapatkan oleh sembarang orang."
Laki-laki itu lebih suka membeli barang yang di jual di toko dari pada di emperan. Maksudnya ya itu tadi, mereka mencari akhwat yang benar-benar bisa menjaga kehormatan dirinya. Bahkan ada istilah "Jadilah bunga yang tumbuh di tepi jurang. Indah di pandang tapi sulit untuk di petik. Jangan jadi bunga di tepi jalan yang mudah dinikmati oleh siapa saja."
Kesimpulannya :
Kalaupun mereka menggunakan jilbab hanya untuk kedok belaka. Seperti, untuk pergi ke sekolah, kondangan, pasar dan lain-lain. Itupun jilbabnya transparan bisa dikatakan tidak berjilbab. Parahnya lagi, pakaian yang dikenakan tidak mencerminkan akhwat muslimah sama sekali.
Ada lagi yang berkata seperti ini, "Saya takut dibilang sok alim kalo pake jilbab." Duh, alasan yang tidak bisa dimengerti. Hanya karena takut dicemo'oh, harga diripun terunduh cuma-cuma, dapat dinikmati oleh semua orang. Huh, sungguh menyedihkan.
Dan lebih menyedihkan lagi, banyak akhwat yang beralasan, "Berjilbab, takut nggak punya pacar." Alasan yang miris. Apa hidup ini hanya untuk pacaran? Kalau tidak punya pacar kenapa? Wahai akhwat sekalian! Coba perluas pandangan anda. Tanpa pacaran hidup lebih tentram, damai dan sejahtera. Kitapun terjaga dari fitnah, dosa dan sebagainya. Tidak ada yang namanya "Broken Heart."
Pernah suatu ketika saya bertanya pada teman (laki-laki) "Kamu lebih suka perempuan yang tidak berjilbab, pakaiannya u can see atau yang berjilbab?"
"Saya lebih memilih yang berjilbab. Sebab, dia terlihat anggun dan sulit untuk didapatkan oleh sembarang orang."
Laki-laki itu lebih suka membeli barang yang di jual di toko dari pada di emperan. Maksudnya ya itu tadi, mereka mencari akhwat yang benar-benar bisa menjaga kehormatan dirinya. Bahkan ada istilah "Jadilah bunga yang tumbuh di tepi jurang. Indah di pandang tapi sulit untuk di petik. Jangan jadi bunga di tepi jalan yang mudah dinikmati oleh siapa saja."
Kesimpulannya :
"Berjilbab, Mengagungkan kehormatan !!!"
